Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

RSS

MENU

KONSEP DASAR PEMETAAN TEMA



 KONSEP DASAR PEMETAAN TEMA
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
"Pembelajaran Tematik"














Disusun oleh:
BAMBANG ISWAHYUDI
21-06-10-029

Dosen Pengampu :
Athok Fuadi, M.Pd


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
Oktober 2012
Bab I
Pendahuluan

a.      Latar Belakang
Pembelajaran tematik sering disebut dengan pembelajaran terpadu yaitu pendekatan untuk mengembangkan pengetahuan siswa-siswi dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan pada interaksi dengan lingkungan dan pengalaman kehidupannya.Sub bahasan pada pembelajaran tematik ini disesuaikan dengan prinsip-prinsip proses pembelajaran model PAKEM dan sesuai dengan perkembangan kondisi peserta didik  serta sarana-prasarana pendukung yang ada.
Pembelajaran tematik menekankan pada pemberian pengalaman langsung (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak (Depdiknas, 2006). Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa usia SD/MI kelas I -III masih sangat tergantung pada respon indera, artinya apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan sangat mendominasi apa yang mereka pahami. Implikasi kepada pembelajaran di kelas adalah penggunaan metode dan bahan belajar yang mendukung kepada penerimaan sensorik pancaindera. Mereka sangat mudah melakukan duplikasi terhadap segala apa yang mereka lihat. Guru di kelas adalah role model yang sangat mempengaruhi perkembangan jiwa dan intelektual mereka di masa depan.


b.      Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian pemetaan tema ?
2.      Bagaimana cara menentukan tema pada pembelajaran Tematik?
3.     Apa prinsip-prinsip pengembangan dan pemilihan tema?

BAB II
PEMETAAN TEMA

A.    Pengertian Pemetaan Tema dalam Pembelajaran Tematik
Pemetaan tema adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi,kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat dalam keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.Pada model pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema yang disepakati dan dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehingga siswa-siswi memperoleh pandangan dan pandangan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran yang berbeda-beda ( Sukayati, 1998 ).[1]
Menurud Slameto , dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.[2]
B.     Cara Menentukan Tema dalam pembelajaran Tematik
Menurut Tim Puskur dari Departemen Pendidikan Nasional (2006) menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, guru mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar  yang terdapat dalam tiap-tiap mata pelajaran,dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.Cara kedua, guru menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan untuk menentukan tema tersebut,guru dapat bekerja sama dengan siswa-siswi sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.[3]
Dalam memadukan atau mengikat pelajaran-pelajaran menjadi satu tema perlu diperhatikan syarat-syaratnya :
a)      Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan 
b)      Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester
c)      Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan dapat diajarkan tersendiri 
d)     Kompetensi dasar yang tidak tercakup dalam tema tertentu harus diajarkan baik melalui tema lain maupun berdiri sendiri 
e)      Kegiatan ini ditekankan kepada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral
f)       Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat
Jika syarat-syarat tersebut telah diketahui, maka penentuan tema bisa dimulai dengan tahapan persiapan terlebih dahulu berupa :
1)      Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dalam Tema
2)      Pemetapan Jaringan Tema
3)      Penyusunan Silabus
4)      Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
C.    Prinsip Pengembanagan dan Pemilihan Tema
  1. Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa-siswi. Tema yang dipilih sebaiknya tema-tema yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan dialami anak.
Menurud Murry Thomas pengalaman di klasifikasikan menjadi 3:[4]
1.      pengalaman dari benda asli, contoh : kereta api, bola dll
2.      pengalaman dari benda tiruan, contoh : gambar, film, model
3.      pengalaman dari kata-kata, contoh  buku, majalah, radio, dll.
  1. Dari yang termudah menuju yang sulit.Dari yang sederhana menuju yang kompleks. Dengan demikian maka harus diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.
  2. Dari yang konkrit menuju yang abstrak.
  3. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berfikir pada diri siswa-siswi dan membangun dan membangun pemahaman konsep karena adanya sinergi pemahaman antar konsep yang dikema dalam tema.
  4. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa-siswi,termasuk minat dan kebutuhan.
  5.  Menurut Sukandi (2003) tema yang dipilih dapat mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan,yaitu kognitif,keterampilan dan sikap.[5]

Bab III
Penutup

Kesimpulan
1. Pemetaan tema adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi,kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.
2. Cara menentukan tema pada pembelajaran Tematik.
1). Guru mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam tiap-tiap mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.
2).Menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut guru dapat bekerja sama dengan siswa-siswi sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.
3. Prinsip- prinsip pengembangan tema :
1.    Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa-siswi.
2.    Dari yang termudah menuju yang sulit.
3.    Dari yang konkrit menuju yang abstrak.
4.    Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berfikir pada diri siswa-siswi dan membangun dan membangun pemahaman konsep karena adanya sinergi pemahaman antar konsep yang dikema dalam tema.
5.    Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa-siswi,termasuk minat dan kebutuhan..
6.    tema yang dipilih dapat mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan,yaitu kognitif,keterampilan dan sikap.

Daftar Pustaka

Buku Lapis, Pembelajaran Tematik.2009.
Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pendidikan (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010).
Rohani, Ahmad, Media Instruksional Edukatif (Jakarta: Renika Cipta, 1997).


[1] Buku Lapis Pembelajaran Tematik, 2009.Paket 5. 7.
[2] Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pendidikan (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010), 63.
[3] Buku Lapis .Pembelajaran Tematik. 7
[4] Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif (Jakarta: Renika Cipta, 1997), 14
[5]Buku Lapis .Pembelajaran Tematik.10-11

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
0Comments